PISAHKAN LALANG DARI GANDUM
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. (Matius 13:24, 25)
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang menabur benih yang baik. Ternyata hasil taburan benih gandum yang didapat tidak otomatis segalanya baik. Ada lalang yang tumbuh juga. Harapan kita adalah, kalau seseorang telah menerima firman Tuhan, maka firman itu berbuah menghasilkan perbuatan baik. Buah kehidupan dan kesaksian hidupnya baik. Prakteknya tidak selalu demikian. Ada kalanya mendatangkan syak bagi orang lain. Adanya lalang yang juga ternyata ikut tumbuh di tengah gandum adalah masalahnya. Dari manakah itu asalnya? Ada musuh yang menaburnya di antara benih gandum.
Saat benih firman sedang ditaburkan ke dalam hati, si musuh akan berusaha menaburkan juga benih lalang. Lalang adalah benih jahat yang sangat ingin dimasukkannya ke hati kita. Target si iblis adalah supaya dapat mempengaruhi dengan benih jahat dan menyerongkan hidup setiap orang percaya.
Apakah anda menyadari hal ini? Apakah yang terjadi ketika lalang ikut tumbuh bersama gandum? Lalang itu sangat mirip dengan gandum, hanya bisa jelas dibedakan saat tiba musim berbuah. Dalam perumpamaan ini memang dijelaskan bahwa lalang itu adalah anak-anak dunia yang ditaburkan iblis. Mereka menjadi orang-orang yang melakukan kejahatan. Namun dalam hidup keseharian, iblis juga terus berusaha menaburkan benih jahat ke dalam hati dan pikiran manusia, termasuk anak-anak Tuhan yang sudah lahir baru. Ide-ide yang ditiupkan yang nampaknya baik dan logis, namun mengaburkan kebenaran firman Tuhan. Anak-anak Tuhan yang tidak waspada membedakan suara Tuhan yang asli dari yang palsu akan termakan umpan kebohongan yang ditiupkan iblis. Sehingga walaupun seorang anak Tuhan sudah berjalan ikut Tuhan, namun masih bisa punya pikiran dan tingkah laku yang tidak berkenan kepada Tuhan. Ketika melewati saat sulit, kita mudah jadi khawatir, curiga penuh keraguan kepada Tuhan atas apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Ganti dari mengucap syukur dalam segala situasi, malah bersungut dan menghakimi orang lain. Yakobus memperingatkan tentang kontrakdiksi yang jangan sampai terjadi (Yakobus 3: 9-12).
Pada awalnya kehadiran benih lalang di antara gandum tidak akan langsung bisa dikenali. Pertumbuhan dan tampilan awal lalang dan gandum sangat mirip, tidak bisa segera dibedakan. Hanya ketika bulir gandum mulai muncul, sekarang nampak perbedaannya, mulai bisa dibedakan bahwa lalang masih kosong. Sementara gandum semakin merunduk ketika bulirnya berisi, namun lalang semakin tegak dan berkibar-kibar. Ketidak-aslian itu akan mulai nampak ketika menghadapi ujian rendah hati. Gandum akan lulus ujian karena merunduk, sedangkan lalang akan tegak melawan, kesombongan dan pemberontakan akan muncul dikenali.
Lalang adalah gambaran pemalsuan kebenaran. Hadirnya lalang di hati membuat kita tidak mau taat kepada Tuhan dengan total, tidak bisa sepenuhnya mempercayai firman dengan segenap hati. Logika kita mempertanyakan dan meragukan firman. Lalang berasal dari iblis dan membawa sifat iblis. Sifat iblis adalah pemberontakan. Kita harus tercelik untuk membasminya dari hati kita.
Kapankan lalang itu ditaburkan oleh si jahat?
Saat tertidur, musuh menabur benih lalang (Matius 13: 25) Artinya ketika kita sedang lengah. Kapankah sesungguhnya kita menjadi lengah? saat tidak mau peduli untuk mengejar kemurnian. Membiarkan kompromi dengan nilai umum yang dianut anak-anak dunia. Saat kita terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan, saat waktu persekutuan pribadi dengan Tuhan tersabotase, saat mengasihani diri hanyut oleh perasaan terluka, saat target pribadi yang ingin dicapai begitu mendesak dan mengobsesi, itulah saat saat menjadi lengah. Inilah saat musuh bisa menawarkan yang palsu masuk ke dalam pikiran, lalu menyerongkan kebenaran dengan cara tipuan/mengelabui.
TANGGULANGI SETIAP LALANG
Alkitab memperingatkan untuk terjaga dan mengenakan hikmat Roh Kudus ( Efesus 5: 14-17, Kolose 1: 9-10); sehingga mengenal Tuhan dengan benar, dan mengerti kehendakNya, sehingga mengartikan firmanNya dengan pikiran yang selaras dengan pikiran Kristus.
Segera tanggulangi dengan radikal ketika hadirnya lalang dikenali. Konfrontir hadirnya lalang di pikiran oleh hikmat Roh Kudus dalam hadiratNya. Kita telah menerima kuasa untuk mencabut dan mematahkan apa yang iblis telah buat atas hidup kita.
Untuk memberantas lalang dari pikiran dan hati kita, kita harus membangun gaya hidup berikut ini:
1. Hasilkan buah Roh yang sejati. Gandum dan lalang merupakan perbandingan kontras antara kebenaran dan kemurnian anak-anak Kerajaan Allah, dengan kepalsuan yang dari si jahat. Iblis adalah bapa pendusta dan kebohongan. Benih yang ditaburkan adalah untuk membuat pemalsuan dalam hidup orang percaya. Namun yang tidak bisa dipalsukan adalah buah kehidupan. Semak duri tidak akan bisa menghasilkan buah anggur.
Karena itu, fokuslah kepada menghasilkan buah hidup Yesus dan karya Roh Kudus dalam kita, maka kita semakin peka atas hadirnya lalang.
2. Tekun membaca dan merenungkan firman Tuhan. Ketika kita tekun merenungkan firman Tuhan dan memproklamasikan firmanNya, maka kita semakin peka dengan suara Tuhan yang asli, mudah mendeteksi sejak awal hadirnya taburan lalang di pikiran, sebelum masuk ke hati. Firman Tuhan adalah benih hidup. Di dalamnya ada kehidupan Allah yang dibawa untuk kita, sehingga hidup Allah dan potensi ilahi tertanam ke dalam roh kita oleh firman. Ketika Tuhan mengucapkan firman, maka kuasa yang ada di dalam Allah menyertai ucapanNya. Sehingga yang diucapkanNya terjadi.
“demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Yesaya 55:11.
Dia mau agar perkataanNya itu ada di dalam hati kita. Sehingga kuasa yang bekerja membuat firmanNya terjadi, kuasa itu juga ada di dalam hati kita. Kuasa yang membuat kehendakNya terjadi itu mendorong hidup kita. Firman yang kita terima di hati akan mengubah hati kita dan menggerakkan kita dalam kehendakNya.
Kuasa firman itu seperti air yang turun ke atas tanah, mengubah tanah menjadi subur, dan juga sebagai benih, sehingga menumbuhkan apa yang semula tidak ada. Karena itu kita harus bertekun untuk mendapatkan firman senantiasa sebagai makanan rohani tiap hari.
3. Bangun keintiman dengan Tuhan dalam penyembahan. Ketika setia membangun penyembahan yang intim kepada Tuhan, dan mempertahankan kehausan akan hadirat Tuhan, roh kita semakin cepat dapat mengenali dan membedakan efek dari lahirnya lalang yang harus segera ditanggulangi.
Memiliki firman yang hidup di hati, bergaul erat dengan Tuhan, hati yang terbuka dan responsif kepada Roh Kudus, dan senantiasa mengandalkan hikmat dan pewahyuan Roh Kudus dalam berjalan mengiring Tuhan, membuat hati kita terpelihara untuk tidak ditumbuhi lalang dari si jahat. Hidup kita akan makin kudus dan selaras dengan firmanNya. Kita lsyak menyambut kedatanganNya yang ke dua kali. Amin.
(MG)
SUMBER : HM MINISTRY