5 tips agar karyawan Anda betah
Tahukah Anda, bahwa rata-rata biaya untuk merekrut seorang karyawan baru antara Rp. 5 juta – Rp. 50 juta per orang (tergantung posisi dan tingkat kualitas karyawan tersebut). Apa artinya angka ini? Maknanya adalah bahwa merekrut seorang karyawan pada saat ini sangat mahal biayanya. Bahkan seringkali sangat sulit sekali mendapat karyawan yang sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, karyawan yang sudah terekrut dan sudah bekerja di dalam perusahaan, harus “dirawat” dengan baik supaya mereka “betah” bekerja dengan Anda. Dalam realita sehari-hari, banyak manager atau pemilik perusahaan yang mengeluh tentang tingginya turn-over karyawan di perusahaannya. Apa yang menyebabkan karyawan bisa betah lama bekerja di perusahaan?
Survei yang dilakukan oleh The Gallup Organization menemukan fakta sbb: (Jajak pendapat Gallup atau lebih dikenal dengan nama Gallup Poll merupakan suatu jajak pendapat yang dilakukan oleh The Gallup Organization dan seringkali digunakan oleh media massa dalam menggambarkan opini publik. Jajak pendapat Gallup dinamakan berdasarkan nama penemunya yaitu George Gallup seorang ahli statistik yang berasal dari Amerika)
Dari hasil penelitian mereka ke 100 ribu karyawan dari 2500 unit kerja di 24 perusahan dari berbagai jenis industri, mereka mendapatkan ada lima hal yang menjadi faktor utama penyebab betahnya karyawan untuk bertahan dalam suatu perusahaan:
- Pemahaman akan kontribusi yang diharapkan: maksudnya bila karyawan tahu dengan jelas apa kontribusi yang bisa ia berikan dan diharapkan perusahaan darinya, maka si karyawan akan senang dalam bekerja. Ia merasa pekerjaannya penting dan karenanya harus melakukan pekerjaan dengan benar agar target besar perusahaannya tercapai.
- Alat bantu kerja yang pas: karyawan akan senang dalam bekerja bila dibantu peralatan – baik fisik maupun non fisik seperti informasi – yang memang mendukung dan pas bagi dirinya agar mampu berkontribusi.
- Berkesempatan melakukan hal terbaik setiap hari: Karyawan akan betah bila dalam keseharian kerjanya ia dapat melakukan hal-hal yang memang bisa ia lakukan dengan sangat baik. Ini artinya karyawan akan senang bila kerjaannya memang pas dengan skill, knowledge dan bakatnya.
- Dihargai sebagai pribadi: karyawan akan senang bila atasan dan teman-teman kerjanya memperlakukan dirinya sebagai pribadi yang utuh dan apa adanya.
- Pendapatnya didengar: karyawan juga akan betah bila ia tahu bahwa atasan dan teman-temannya menghargai pendapat yang ia sampaikan.
Lima faktor “pemicu betah” di atas berlaku secara umum di berbagai jenis perusahaan secara global. Kemudian secara praktis, bagaimana cara menciptakan budaya kerja yang membuat karyawan bisa bekerja dengan betah? Di bawah ini akan saya sampaikan berbagai tips bagaimana cara mempertahankan karyawan agar supaya betah bekerja di tempat Anda :
1. Selalu deteksi hambatan & buat mudah proses kerja karyawan
Selalu mencari berbagai kesempatan untuk berdialog dengan karyawan Anda untuk mendeteksi berbagai kesulitan atau rintangan yang dihadapi karyawan untuk menunaikan tugas mereka. Dan berikan solusi secepat mungkin agar mereka mampu melakukan tugasnya dengan efektif. Misalnya karyawan Anda sering mengeluh bahwa job-description mereka tidak jelas, maka tugas Anda sebagai atasan adalah memperjelas job description yang ada. Atau contoh lain mereka berikan masukan tentang susahnya kerjasama dengan si bapak “X” dari departemen lain, maka Anda harus segera turun tangan bagaimana agar kerja sama antar mereka berdua bisa berjalan lancar. Intinya ketika Anda peduli kesulitan mereka, maka mereka akan peduli terhadap target kerja Anda.
2. Ciptakan sarana untuk “Menyampaikan ide / keluhan / masalah”
Kecenderungan karyawan di Indonesia adalah tidak berani menyampaikan pendapatnya secara terbuka dan secara inisiatif. Padahal mereka banyak memiliki berbagai informasi yang penting untuk pencapaian target perusahaan. Untuk bisa menggali dan mendeteksi berbagai informasi penting dari karyawan, perusahaan harus menciptakan sebuah wadah untuk komunikasi dua arah antara karyawan dan atasan. Anda jangan berharap seluruh karyawan berani berinisiatif sampaikan semuanya kepada Anda secara otomatis. Sekali lagi Anda harus ciptakan sistemnya.
Sebagai contoh di perusahaan Facebook, setiap hari Jumat, Mark Zuckerberg (pendiri Facebook) menggelar sesi tanya-jawab. Dalam sesi tersebut, dia akan memberikan update informasi dan para karyawan bisa bertanya soal topik apa pun kepada bos Facebook itu.
Linkedln – Kebanyakan CEO perusahaan hanya tampil setahun sekali, atau sebulan sekali, di depan para karyawannya untuk menyampaikan informasi tentang perkembangan bisnis perusahaan. Namun, lain halnya dengan CEO LinkedIn. CEO Jeff Weiner, beserta jajaran eksekutif LinkedIn lainnya, menggelar pertemuan terbuka dengan semua karyawannya setiap dua minggu sekali. Biasanya, ada kejutan di setiap pertemuan itu. Pada Februari lalu, misalnya, Weiner memberikan hadiah iPad Mini kepada setiap karyawan.
Contoh lain lagi, banyak perusahaan yang sudah mengadopsi Kaizen Management, membuat sebuah forum di tempat kerja (yang dikenal dengan istilah “gemba”) dimana orang-orang didorong untuk memberikan pendapat atau ide untuk meningkatkan kualitas kerja. Ketika ide-ide mereka dipakai dan diadopsi oleh team, maka karyawan tersebut akan merasa dihargai dan didengarkan ide-idenya.
3. Kenalilah potensi tiap karyawan Anda dan berdayakan talenta mereka
Karyawan yang betah bekerja di sebuah perusahaan adalah karyawan yang mendapatkan berbagai kesempatan untuk dikembangkan talenta maupun kemampuannya. Ketika perusahaan rajin memberikan pelatihan kepada karyawan, maka kemampuan mereka didalam menjalankan tugaspun akan berkembang.
Sebagai contoh, di perusahaan Google diciptakan sebuah divisi yang bernama Techstop. Divisi ini sebuah divisi Technical Support yang terdiri dari para spesialis Information Technology yang terbaik di perusahaan Google, dimana ketika para karyawan mengalami kesulitan berhubungan dengan hardware atau software, mereka bisa meminta pertolongan dari para ahli di Techstop sampai hal-hal kecil sekalipun, sekaligus belajar hal-hal yang up-to-date untuk menunjang profesi mereka. Google sangat menyadari bahwa ketika perusahaan membuka berbagai fasilitas untuk belajar dan mendapatkan pelatihan, maka karyawan akan merasa puas dengan pekerjaannya.
Contoh lain – Program LinkedIn Incubator
Pada setiap kuartal, tim-tim yang terdiri dari para karyawan bisa melakukan pitching dan mempresentasikan idenya kepada para eksekutif perusahaan. Jika para eksekutif menyukai ide itu, tim tersebut akan diberi waktu tiga bulan penuh untuk mengembangkannya, dibantu oleh seorang mentor berpengalaman. Salah satu contoh proyek yang sukses adalah proyek “Hopscotch” yang digagas desainer grafis LinkedIn, Hans van de Bruggen. Hasil dari proyek ini adalah fitur personal tour guide bagi para pengguna LinkedIn, yang baru dirilis pada bulan Agustus 2013 lalu.
4. Ciptakan atmosfir kerja yang menyenangkan
Karyawan akan senang jika perusahaan atau kantor memiliki suasana kerja yang menyenangkan. Berikut ini ada beberapa cara menciptakan suasana kerja yang menyenangkan :
a. Doa sebelum kerja. Sebelum memulai jam kerja karyawan, biasakan ajak mereka untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing, dan tentunya para pemimpin dan pemilik perusahaan harus ikut dan juga melakukan doa bersama, berikan waktu beberapa menit dengan suasana hening agar masing-masing orang dapat berdoa.
b. Saling menghormati antar karyawan. Bersikap saling menghormati itu penting dilakukan di lingkungan manapun termasuk di lingkungan kerja. Dengan saling menghormati antar teman, atasan maupun bawahan, maka akan tercipta hubungan yang baik dalam lingkungan kerja.
c. Komunikasi atasan dan bawahan. Kelancaran komunikasi sangat penting antara atasan dan bawahan, termasuk dengan perusahaan. Komunikasi yang baik akan tercipta salah satunya dengan kita terbiasa sharing atau berani menyampaikan pendapat dan ide kepada atasan. Dengan begitu, tidak akan ada jarak antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya.
d. Membuat pekerjaan jadi hal menyenangkan. Kita harus menikmati pekerjaan kita, jadi buatlah suasana kerja lebih menyenangkan. Janganlah membuat suasana yang tegang di tempat kerja dengan sering marah, berteriak atau menggerutu.
5. Memberi pengakuan atas prestasi karyawan
Agar karyawan betah bekerja, pengakuan dan penghargaan atas prestasi setiap pekerja menjadi faktor penting untuk menciptakan atmosfer kerja yang baik.
Berbagai ide kreatif dalam memberikan pengakuan atas prestasi karyawan bisa dalam bentuk antara lain :
* tuliskan pengakuan prestasi karyawan tersebut di buletin perusahaan
* lakukan kontes “empoyee of the month” atau “the best service employee”, dsb
* makan siang dengan CEO atau Presiden Direktur
* mendapatkan voucher nonton di bioskop untuk keluarga si karyawan
* kesempatan khusus dikirim ke pelatihan tertentu untuk pengembangan diri
* pemberian bonus khusus
* dan dalam bentuk lainnya
Penghargaan atas pencapaian seorang karyawan tidak harus selalu dalam bentuk hadiah yang mahal. Mengucapkan terimakasih dan memuji di depan teman-teman dapat menjadi motivasi yang baik.
Pemaparan 5 tips di atas adalah hal-hal yang harus ditabur terlebih dahulu oleh para supervisor, manager, direksi dan pemilik perusahaan. Ketika kita menabur hal-hal yang benar dan baik, kita juga akan menuai hal-hal yang positif. Ketika seorang atasan peduli terhadap kondisi dan kebutuhan karyawan, maka karyawan akan bekerja dengan maksimal bagi atasannya.
Selamat mencoba!
sumber : (Freddy Liong, MBA, CBA) Abbalove